Kamis, 16 April 2015

MUARA CINTA BUNDA (cerpen)



                                                MUARA CINTA BUNDA 
                                                      (Karya : Nita Rahayu Kadarusman)
Dulu aku itu anak orang kaya, yang mempunyai segalanya. Tapi sekarang aku adalah anak yang tidak mempunyai apa-apa. Karna dulu ayahku usahanya bangkrut dan kemudian menjadi gulung tikar. Karna keadaan ini ayahku gila dan akhirnya meninggal. Aku dan ibuku meratapi kehidupan ini dengan penuh tangisan.
Waktu itu ibuku sedang bekerja menjadi tukang es doger, ibuku berkeliling kesana kesini untuk mencari uang. Waktu itu aku berhenti sekolah karna aku sudah menunggak bayaran spp selama 1 bulan. Ketika ibuku sedang berjualan, ada seorang pemuda yang menabrak ibuku, sehingga ibuku sekarang menjadi cacat.
Aku ingin sekali hidup dengan menjadi anak kaya dan mempunyai keluarga yang untuh lagi. Tetapi takdir menyatakan bahwa aku adalah anak miskin yang tidak mempunyai ayah, dan aku mempunyai ibu yang cacat. Aku selalu ingin menanyakan kepada Tuhan, kenapa hidupku seperti ini? Sedangkan teman-temanku adalah orang kaya semua, mereka juga punya ayah dan ibu. Hidup mereka selalu dipenuhi rasa gembira.
Aku sedih kenapa aku ditakdirkan seperti ini? “Tuhan jika diizinkan, aku ingin sekali mempunyai keluarga yang kaya dan mempunyai kedua orang tua yang sempurna lagi ”.
Ya sekarang aku sekolah di sekolahan elit di Jakarta, tapi aku bisa masuk kesekolahan elit itu karna aku mendapatkan beasiswa. Aku selalu iri terhadap teman-temanku, mereka pergi kesekolah dengan memakai mobil yang mewah, motor yang bermerek. Sedangkan aku? Aku hanya bisa berjalan kaki untuk pergi kesekolahan, itupun jarak sekolahnya sangat jauh sekali dengan rumahku.
Hmm.. ibuku yang cacat itu tidak sekarang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, dia hanya bisa duduk dan menangis! Ibuku sekarang sangat rapuh. Aku sekarang benci terhadap ibuku, dia sekarang tidak pernah mencari uang dan untuk makanpun aku hanya memakan singkong.
“bu kenapa sih hidup kita seperti ini?”tanyaku dengan jengkel
“sabarlah anakku, semua ini adalah ujian dari tuhan”jawab ibuku
“ujian bu? Masa ujian berat begini? Yang tadinya kita orang kaya kenapa kita menjadi orang miskin bu? Allah itu tidak perah adil”jawabku dengan nada tinggi
“ia anakku ini adalah jalan yang terbaik untuk kita, mungkin allah ingin memberikan kita cobaan dan allah ingin tahu,apakah kita bisa menjalani hidup ini”sahut ibuku dengan muka yang sedih
“ia sih bu kata ibu, tapi aku benci dengan kehidupanku yang sekarang”jawabku
“ada hikmah dibalik semua cobaan ini sayang”jawab ibuku dengan muka tersenyum
“ialah terserah ibu saja”jawabku
Hal ini terjadi,aku bekerja karna aku butuh uang untuk mencari senanak nasi.aku bekerja sebagai badut diacara ulang tahun. Aku sangat kesal dengan pekerjaan ini, tapi aku jalani saja karna aku butuh uang. Dan aku tidak akan pernah memberikan ibuku uang karna dia tidak pernah bekerja selama dicacat. Aku bekerja menjadi badut setelah aku pulang sekolah.
Oh ia aku mempunyai teman yang sangat sombong, ya kelakuannya itu seperti aku sejak aku masih menjadi orang kaya. Dia selalu merendahkan orang lain dan hanya berteman dengan orang-orang yang selevel dengan dia. Dia selalu disenangi oleh kalangan laki-laki,ya aku akui memang dia itu cantik.
Karna aku ingin bergaul dengan mereka aku pun pura-pura menjadi orang kaya. Aku berpura-pura bahwa aku mempunyai orang tua diluar negri dan aku hanya tinggal dengan nenekku,untungnya, mereka percaya. Akupun bergaul dengan mereka.
Ketika itu ada temanku yang mau merayakan ulangtahunnya yang ke 17 tahun, aku pun diundang. Dan yang diundang itu khusus teman-temannya yang sederajat dengan dia. Untung saja aku mempunyai baju yang tersisa yang pernah aku beli di Singapore. Tapi pada saat itu aku kesal karna aku disuruh menjadi badut diacara ulangtahun,oleh bosku. Dan ternyata aku harus menjadi badut diacara ulangtahun temanku.
Dari sana aku takut bahwa jati diriku akan terbongkar. Acara ulangtahunpun dimulai, aku menjadi badut diacara itu dengan wajah yang sangat jelek. Akupun terpaksa berpura-pura bahwa aku sakit dan aku tidak bisa hadir keacara ulang tahun dia, dan diapun memakluminya.
Disana aku menjadi menghibur banyak anak kecil dengan atraksi sulapku. Sialnya lagi ada anak kecil yang membuat aku terjatuh dan tepeleset. Dari sanalah jati diriku terbongkar, semua orang melihatku dengan sangat tak percaya bahwa akulah yang menjadi badut. Aku hanya menagis dan segera pulang karna aku malu,wajahku mau ditaro dimana?
Aku hanya terus menyalahkan ibuku! “ia semua ini karna ibuku, ibuku yang tidak pernah mencarikan uang untukku. Sesampainya dirumah aku bilang terhadap ibuku “ibu jangan pernah kamu mengganggap aku itu sebagai anakmu,aku tak sudi!”ucapan itu pun terlontar dalam mulutku. Aku melihat ibuku menangis, dan akupun tidak mempedulikan semua itu. Seketika itu aku seperti orang yang hidup sendiri.
Pagipun tiba, ketika aku bangun ibuku sudah tidak ada, dan ibuku menulis surat bahwa dia sedang mencari pekerjaan. Haha aku sangat senang akhirnya ibuku bekerja juga dan mau berusaha. Tetapi setelah ibuku pulang dan membawa uang dia tidak menyapaku sama sekali,dia tidak menawariku untuk makan. Ya aku sadar karna waktu itu aku pernah bilang “jangan menganggap aku sebagai anakmu lagi”.
Setelah bertahun-tahun,aku tidak pernah bercakap-cakap dengan ibuku. Bahkan untuk menanyakan apa kabar juga aku tidak pernah. Sejak itu ibuku sudah tidak tinggal dirumah ku, sekarang ibuku mempunyai  rumah mewah kembali. Dari sanalah aku hidup sebatang kara tanpa ada orang lain. Aku menjadi gelandangan. “ya tuhan,maapkan aku apabila dulu aku sering membentak ibuku dengan bahasa yang tak layak ia dengar”
Aku sekarang sudah tidak sekolah dan aku bekerja mencari barang bekas.  Aku meratapi hidup ini dengan kesedihan, “apa ibu lupa dengan anaknya?” dalam hatiku berbicara seperti itu. Ketika aku sedang menyebrang ada orang yang menabrakku. Lukaku waktu itu cukup parah, sehingga aku baru sadar setelah 1 minggu, dan waktu itu aku tak percaya bahwa selama aku berada dirumah sakit ibuku yang merawatku.
“ibu?”tanyaku
“ia sayang ada apa?”jawab ibuku tersenyum
“kenapa itu selalu baik kepadaku?aku fikir ibu tidak akan pernah mengganggapku sebagai anakmu lagi”tanyaku
“sudahlah anakku, karna seorang ibu tidak akan pernah tega untuk melihat anaknya sengsara seperti ini”jawab ibuku sambil merangkulku
“bu maafkan aku karna waktu itu aku pernah bilang ‘jangan anggap aku sebagai anakmu lagi,maafkan aku bu” jawabku sambil menangis
“tak apa, semua itu sudah berlalu. Sebaiknya sekarang kita membuka lembaran baru untuk menjadi keluarga yang saling menyayangi” jawab ibuku bijak
“iya bu(memeluk ibu)”
             Dan akhir cerita kami pun hidup dengan bahagia, kita hidup dengan saling menyayangi, dan selalu menghargai orang lain. Kejadian semua ini sangat bermakna bagiku karna dengan semua ini aku mendapatkan pelajaran bawa aku tidak boleh berbicara kasar yang tidak seharusnya ibu dengar, aku sadar bahwa sekarang aku hidup itu untuk berbakti kepada ibu dan khususnya kepada allah swt. Dan akupun aku berteman dengan siapa saja, aku tidak boleh berbohong dan semua itu adalah pengalaman berharga ketika aku hidup dan semua itu akan menjadikanku untuk menjadi lebih labik lagi kedepannya. Semoga cerita ini dapat menjadikan kita lebih baik lagi dan menjadi anak yang selalu membanggakan diri pribadi,keluarga dan untuk bangsa kita tercinta.

0 komentar:

Posting Komentar