MUARA CINTA BUNDA
(Karya : Nita Rahayu Kadarusman)
Dulu aku itu anak orang kaya,
yang mempunyai segalanya. Tapi sekarang aku adalah anak yang tidak mempunyai
apa-apa. Karna dulu ayahku usahanya bangkrut dan kemudian menjadi gulung tikar.
Karna keadaan ini ayahku gila dan akhirnya meninggal. Aku dan ibuku meratapi
kehidupan ini dengan penuh tangisan.
Waktu itu ibuku sedang bekerja
menjadi tukang es doger, ibuku berkeliling kesana kesini untuk mencari uang.
Waktu itu aku berhenti sekolah karna aku sudah menunggak bayaran spp selama 1
bulan. Ketika ibuku sedang berjualan, ada seorang pemuda yang menabrak ibuku,
sehingga ibuku sekarang menjadi cacat.
Aku ingin sekali hidup dengan
menjadi anak kaya dan mempunyai keluarga yang untuh lagi. Tetapi takdir
menyatakan bahwa aku adalah anak miskin yang tidak mempunyai ayah, dan aku
mempunyai ibu yang cacat. Aku selalu ingin menanyakan kepada Tuhan, kenapa
hidupku seperti ini? Sedangkan teman-temanku adalah orang kaya semua, mereka
juga punya ayah dan ibu. Hidup mereka selalu dipenuhi rasa gembira.
Aku sedih kenapa aku ditakdirkan
seperti ini? “Tuhan jika diizinkan, aku ingin sekali mempunyai keluarga yang
kaya dan mempunyai kedua orang tua yang sempurna lagi ”.
Ya sekarang aku sekolah di
sekolahan elit di Jakarta, tapi aku bisa masuk kesekolahan elit itu karna aku
mendapatkan beasiswa. Aku selalu iri terhadap teman-temanku, mereka pergi
kesekolah dengan memakai mobil yang mewah, motor yang bermerek. Sedangkan aku?
Aku hanya bisa berjalan kaki untuk pergi kesekolahan, itupun jarak sekolahnya
sangat jauh sekali dengan rumahku.
Hmm.. ibuku yang cacat itu tidak
sekarang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, dia hanya bisa duduk dan
menangis! Ibuku sekarang sangat rapuh. Aku sekarang benci terhadap ibuku, dia
sekarang tidak pernah mencari uang dan untuk makanpun aku hanya memakan
singkong.
“bu kenapa sih hidup kita seperti ini?”tanyaku dengan
jengkel
“sabarlah anakku, semua ini adalah ujian dari tuhan”jawab
ibuku
“ujian bu? Masa ujian berat begini? Yang tadinya kita orang
kaya kenapa kita menjadi orang miskin bu? Allah itu tidak perah adil”jawabku
dengan nada tinggi
“ia anakku ini adalah jalan yang terbaik untuk kita, mungkin
allah ingin memberikan kita cobaan dan allah ingin tahu,apakah kita bisa
menjalani hidup ini”sahut ibuku dengan muka yang sedih
“ia sih bu kata ibu, tapi aku benci dengan kehidupanku yang
sekarang”jawabku
“ada hikmah dibalik semua cobaan ini sayang”jawab ibuku
dengan muka tersenyum
“ialah terserah ibu saja”jawabku
Hal ini terjadi,aku bekerja karna
aku butuh uang untuk mencari senanak nasi.aku bekerja sebagai badut diacara
ulang tahun. Aku sangat kesal dengan pekerjaan ini, tapi aku jalani saja karna
aku butuh uang. Dan aku tidak akan pernah memberikan ibuku uang karna dia tidak
pernah bekerja selama dicacat. Aku bekerja menjadi badut setelah aku pulang
sekolah.
Oh ia aku mempunyai teman yang
sangat sombong, ya kelakuannya itu seperti aku sejak aku masih menjadi orang
kaya. Dia selalu merendahkan orang lain dan hanya berteman dengan orang-orang
yang selevel dengan dia. Dia selalu disenangi oleh kalangan laki-laki,ya aku
akui memang dia itu cantik.
Karna aku ingin bergaul dengan
mereka aku pun pura-pura menjadi orang kaya. Aku berpura-pura bahwa aku
mempunyai orang tua diluar negri dan aku hanya tinggal dengan nenekku,untungnya,
mereka percaya. Akupun bergaul dengan mereka.
Ketika itu ada temanku yang mau
merayakan ulangtahunnya yang ke 17 tahun, aku pun diundang. Dan yang diundang
itu khusus teman-temannya yang sederajat dengan dia. Untung saja aku mempunyai
baju yang tersisa yang pernah aku beli di Singapore. Tapi pada saat itu aku
kesal karna aku disuruh menjadi badut diacara ulangtahun,oleh bosku. Dan
ternyata aku harus menjadi badut diacara ulangtahun temanku.
Dari sana aku
takut bahwa jati diriku akan terbongkar. Acara ulangtahunpun dimulai, aku
menjadi badut diacara itu dengan wajah yang sangat jelek. Akupun terpaksa
berpura-pura bahwa aku sakit dan aku tidak bisa hadir keacara ulang tahun dia,
dan diapun memakluminya.
Disana aku
menjadi menghibur banyak anak kecil dengan atraksi sulapku. Sialnya lagi ada
anak kecil yang membuat aku terjatuh dan tepeleset. Dari sanalah jati diriku
terbongkar, semua orang melihatku dengan sangat tak percaya bahwa akulah yang
menjadi badut. Aku hanya menagis dan segera pulang karna aku malu,wajahku mau
ditaro dimana?
Aku hanya
terus menyalahkan ibuku! “ia semua ini karna ibuku, ibuku yang tidak pernah
mencarikan uang untukku. Sesampainya dirumah aku bilang terhadap ibuku “ibu
jangan pernah kamu mengganggap aku itu sebagai anakmu,aku tak sudi!”ucapan itu
pun terlontar dalam mulutku. Aku melihat ibuku menangis, dan akupun tidak
mempedulikan semua itu. Seketika itu aku seperti orang yang hidup sendiri.
Pagipun tiba,
ketika aku bangun ibuku sudah tidak ada, dan ibuku menulis surat bahwa dia
sedang mencari pekerjaan. Haha aku sangat senang akhirnya ibuku bekerja juga
dan mau berusaha. Tetapi setelah ibuku pulang dan membawa uang dia tidak
menyapaku sama sekali,dia tidak menawariku untuk makan. Ya aku sadar karna
waktu itu aku pernah bilang “jangan menganggap aku sebagai anakmu lagi”.
Setelah
bertahun-tahun,aku tidak pernah bercakap-cakap dengan ibuku. Bahkan untuk
menanyakan apa kabar juga aku tidak pernah. Sejak itu ibuku sudah tidak tinggal
dirumah ku, sekarang ibuku mempunyai
rumah mewah kembali. Dari sanalah aku hidup sebatang kara tanpa ada
orang lain. Aku menjadi gelandangan. “ya tuhan,maapkan aku apabila dulu aku
sering membentak ibuku dengan bahasa yang tak layak ia dengar”
Aku sekarang
sudah tidak sekolah dan aku bekerja mencari barang bekas. Aku meratapi hidup ini dengan kesedihan, “apa
ibu lupa dengan anaknya?” dalam hatiku berbicara seperti itu. Ketika aku sedang
menyebrang ada orang yang menabrakku. Lukaku waktu itu cukup parah, sehingga
aku baru sadar setelah 1 minggu, dan waktu itu aku tak percaya bahwa selama aku
berada dirumah sakit ibuku yang merawatku.
“ibu?”tanyaku
“ia sayang ada apa?”jawab ibuku
tersenyum
“kenapa itu selalu baik
kepadaku?aku fikir ibu tidak akan pernah mengganggapku sebagai anakmu
lagi”tanyaku
“sudahlah anakku, karna seorang
ibu tidak akan pernah tega untuk melihat anaknya sengsara seperti ini”jawab
ibuku sambil merangkulku
“bu maafkan aku karna waktu itu
aku pernah bilang ‘jangan anggap aku sebagai anakmu lagi,maafkan aku bu”
jawabku sambil menangis
“tak apa, semua itu sudah
berlalu. Sebaiknya sekarang kita membuka lembaran baru untuk menjadi keluarga
yang saling menyayangi” jawab ibuku bijak
“iya bu(memeluk ibu)”
Dan akhir cerita kami pun hidup
dengan bahagia, kita hidup dengan saling menyayangi, dan selalu menghargai
orang lain. Kejadian semua ini sangat bermakna bagiku karna dengan semua ini
aku mendapatkan pelajaran bawa aku tidak boleh berbicara kasar yang tidak
seharusnya ibu dengar, aku sadar bahwa sekarang aku hidup itu untuk berbakti
kepada ibu dan khususnya kepada allah swt. Dan akupun aku berteman dengan siapa
saja, aku tidak boleh berbohong dan semua itu adalah pengalaman berharga ketika
aku hidup dan semua itu akan menjadikanku untuk menjadi lebih labik lagi
kedepannya. Semoga cerita ini dapat menjadikan kita lebih baik lagi dan menjadi
anak yang selalu membanggakan diri pribadi,keluarga dan untuk bangsa kita
tercinta.
0 komentar:
Posting Komentar